TERNYATA ORANG TADI ADALAH ROSULLULLOH ?

Oleh: Yohan Indrawijaya

CERITA

• DARI ALM KYAI MUSTOFA
• KOK-TIDAK-SOPAN-BETUL-ORANG-ITU
• PAK KYAI FULAN TIDAK BERKENAN BERJABAT TANGAN DENGAN PENUNGGANG KUDA
• ITU-TADI-ROSULULLOH

DARI ALM KYAI MUSTOFA

Cerita ini saya dapatkan dari alm. Kyai Mustofa tetangga saya, beliau dari alm. mbah Kyai Ma’ruf Kedunglo Kediri, mbah Ma’ruf dapat cerita dari alm.mbah Kyai Hamid Pasuruan. Pada suatu kamis kliwon saat acara khataman al Qur’an di kampung beliau bercerita begini:

Pada suatu hari ada seorang ulama besar yang bernama Kyai Fulan dari daerah Anu, sowan ke kediaman mbah Hamid pasuruan dalam rangka silaturrohmi. Seperti biasa Kyai fulan didampingi santri santri pengawalnya. Kyai Fulan ceritanya adalah Kyai Besar di Daerah Jawa Timur.

Sebelum sampai di pintu gerbang Ponpes mbah Hamid, Kyai fulan nampak melihat seorang pria memakai jubah terusan layaknya pangeran Diponegoro dengan menunggang kuda, sedang bercakap cakap dengan Mbah Hamid. Nampak yang dibicarakan adalah hal yang serius.

KOK TIDAK SOPAN BETUL ORANG ITU

Kyai Fulan membathin: Kok tidak sopan betul orang itu ya? berani berbicara diatas kuda kepada seorang Kyai karismatik seperti Romo Kyai Hamid yang sedang berdiri di bawahnya. Mbok ya turun dulu terus bercakap cakap di bale atau di tempat yang lebih datar kenapa sih?

Dengan perasaan yang mengganjal sambil meneruskan langkah, pak Kyai Fu lan uluk salam:

” Assalaamu’alaikum” kata pak kyai

” Wa alaikum salam” kata pria berkuda dan mbah Hamid.

” Ya Alloh… sedulur saking tebih! , kyai xxxxx( saudaraku dari jauh, kyai xxxxx)…” kata mbah Hamid menyambut tamunya.

Mbah Hamid dan Kyai Fulan bersalaman dan rangkul rangkulan layaknya kita kita muslimin bertemu dengan saudaranya yang lama tidak bertemu.

Kemudian mbah Hamid berkata :
” Oh ya. monggo. ( silahkan )…” kata mbah Hamid sambil mengarahkan tangan beliau ( bukan menudingkan jari lho..)kepada pria berkuda.

PAK KYAI FULAN TIDAK BERKENAN BERJABAT TANGAN DENGAN PENUNGGANG KUDA

Kyai fulan diam karena ia merasa tidak sopan bersalaman dengan orang naik kuda sedangkan ia sendiri berdiri. Posisinya lebih dibawah. Pria berkuda hanya memandang kyai fulan. dan Kyai fulan juga memandang saja pria berkuda.

Sebenarnya Kyai Fulan juga heran kenapa yang menunggang kuda nampak seperti pria asing berwajah Asia Timur Tengah. Mosok wong Arab jebus ke Romo Kyai? bathin Kyai Fulan.

Beberapa detik kemudian :

“Assalaamu’alaikum” kata penunggang kuda dengan menganggukkan kepala kepada mbah Hamid lantas menghela kudanya.

“Wa alaikum salam” kata mbah Hamid sambil tersenyum.

Beberapa detik setelah penunggang kuda pamitan untuk pergi, mereka beliau berdua masih berdiri di latar ponpes. Sesaat kemudian kyai fulan bertanya:

“Niku wau sinten yi? ( itu tadi siapa pak kyai? )…

“Oh niku wau? ..( oh itu tadi)?

“Nggih. kok mboten sopan sanget nggih. Rundingan kaliyan jenengan kok numpak jaran ( Iya. Kok tidak sopan. Bicara sama anda kok diatas kuda )”

ITU TADI ROSULULLOH

Mbah Hamid terdiam. Setelah dibawa masuk bale, setelah beberapa percakapan pembuka mbah Hamid berkata:

“Niku wau Rosullulloh ( itu tadi Nabi Muhammad S.A.W )” kata mbah Hamid sambil tersenyum.

Muka kyai fulan memerah dan langsung menangis histeris. Meraung raung. Ia merasa bersalah karena berprasangka jelek terhadap orang yang ternyata adalah orang yang membawa ajaran mulia dan yang selama ini ia ajarkan kepada santri santrinya, yakni ajaran Agama Islam.

Sambil menangis dan menciumi tangan mbah Hamid, kyai fulan meminta supaya omongan dan prasangkanya tadi dimaafkan oleh Rosullulloh, sang penunggang kuda tadi.

Sementara mbah Kyai Hamid hanya tersenyum. Tersenyum dengan keadaan ini.

………………..

Kesimpulan sementara:
* Tak kenal maka tak tahu
* Karena nya, maka jangan cepat berprasangka buruk dengan orang. Jangan jangan anda tidak sebaik orang itu.
* Andaikata anda mau merendahkan diri mau mengenal orang walaupun posisi anda lebih baik ( secara ekonomi maupun lain lain ), maka bukan tidak mungkin anda akan bertemu dengan kebaikan.

Wallahu A’lam. Wassalam

<BACA LAGI>