KENWOOD KR5200, RADIO AMPLI OCL
KR5200 adalah radio penerima buatan KENWOOD era 70-an yang berisikan amplifier di dalamnya.
RADIO FM PERTAMA
Pemancar Radio FM (Frequency Modulation ) temuan pertama pada tahun 36 an oleh Edward Howard Amstrong. Selanjutnya pengembangan alat ini ada di berbagai belahan dunia. (sumber: wiki)
Bahkan pada saat pendudukan Jepang (1942 – 1945 ), tentara memakai komunikasi radio FM untuk komunikasi informasi siaran.
Sepeninggal Jepang dari Indonesia, beberapa mesin pemancar radio FM berpindah tangan ke ITB untuk kepentingan pelajaran dan ilmu pengetahuan.
Sayangnya tahun 70 an pemerintah menganggap siaran radionya mengandung provokasi , maka pada era 80an pemerintah orde baru melakukan penyegelan.
Pada tahun 1973, Radio FM sudah ada dan sudah ramai di Eropah dan Amerika. Lha Indonesia gimana pada tahun segitu? ya pasti bisa anda jawab: belum ada radio FM.
Hanya saja radio ini bersifat eksklusif untuk mahasiswa dan bukan untuk umum jadi kurang begitu terkenal.
KENWOOD KR5200, RADIO BUATAN 70 AN
Keluyuran di internet, saya tertatik dengan salah satu merk radio kuno: KENWOOD. Seri KR5200. Setelah kita teliti, radio penerima ini buatan 1973 an.
Fitur dari radio ini adalah suaranya keras ( watt ke spiker adalah 100W max ), jauh lebih enak daripada suara radio AM maupun SW pada jamannya.
Di Indonesia sendiri, pemancar radio FM mulai banyak sejak era pertengahan 90. Rata rata stasiun pemancarnya adalah pindahan / migrasi dari siaran AM ke FM.
Dewasa ini, stasiun radio dengan metode AM sudah mulai menghilang. Sudah watt pancar yang sangat besar, mutu audio pun menjadi bahan pertimbangan untuk migrasi dari AM ke FM.
MENGAMBIL SKEMA AMPLINYA DOANG
Setelah saya mendapatkan file radio ini , maka saya coba pangkas skemanya dan hanya ambil bagian power amplifiernya saja.
Perhatikan gambar di bawah ini:
Jika memperhatikan jenis transistornya, sepertinya sudah tidak ada di pasaran. Ya iya lah.
Wong buatan 73! Akan tetapi kita bisa mengganti transistor dengan transistor era saat ini.
Tentu saja butuh penelitian dan pengembangan supaya didapatkan hasil yang maksimal.
Setelah skema saya pangkas, maka selanjutnya kita lakukan menggambar ulang skema . dengan menggunakan software simulasi dan PCB yang bernama Proteus, maka mendapatkan sebuah gambar skema sederhana sebagai berikut:
Penjelasan skema adalah sebagai berikut:
Q1 dan Q2 adalah dfferensial ampifier. Sinyal dari input masuk ke jaringan LPF (R2 dan C1 ). C2 sebagai kopling AC dan bloking DC. R3 adalah transistor bias untuk Q1.
D1, C8 adalah sumber tegangan konstan untuk rangkaian ampli pertama. Output dari penguat pertama terhubungkan ke Q3 untuk di perkuat lagi.
Supplai utama menurut skema aslinya adalah simetris + dan – 33VDC. Akan tetapi jika supplai kita naikkan ke 42VDC pun tidak ada masalah, hanya saja ber effek kalau transistor utamanya rawan kepanasan dan rawan putus.
Transistor output hanya memakai transistor 2SC1111 sebanyak 2 buah.Tanpa pasangan. Pada saat itu, transistor ini berbentuk jengkol dan daya keluar maximum hanya sampai 50WDC.
Transistor driver menggunakan sepasang transistor 2SC1212A dan 2SA743. Power d_ssipasi sekitar 8 watt. Era saat ini sama dengan transistor BD139 (NPN) dan BD140 (PNP).
UJI SIMULASI
Benarkan gambar skema saya? akan ketahuan setelah simulasi. Setelah saya periksa dengan seksama, maka mendapat hasil seperti berikut:
Hasil output sepertinya terpotong. Berarti ada 2 kemungkinan: 1. Gain terlalu besar 2. Input terlalu besar. selanjutnya kita coba turunkan sinyal inputnya hingga 300mVp dan mendapat hasil gambar simulasi seperti berikut ini:
Peak sinyal menjadi bagus pada sinyal input 310mVp pada frekwensi 100Hz. V/div:5V
Selanjutnya sinyal saya kembalikan ke 1V akan tetapi nilai resistor feedback dinaikkan dengan harapan tidak terjadi clipping / terpangkas.
Hasil setelah memodif R6 menjadi lebih baik. Input tetap 1Vp. kemudian timbul pertanyaa: Bisakah supply kita naikkan ke angka 42VDC simetris? Nah selanjutnya kita naikkan supply ke rangkaian menjadi 42V. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Sinyal output tetap. seperti gambar di atas. Jika tidak kita custom, maka kita rugi. Rugi efisiensi.
Akhirnya resistor R6 kita stel lagi antara 470 hingga 910.
Setelah mendapatkan gain terbaik dan output tegangan terbaik, maka ketemu hasil sebagai berikut:
Perhatikan tegangan output menjadi 37 Vp pada supply 42VDC simetris. Kita bisa mendapatkan hasil ini dengan menurunkan resistor R6 menjadi 680 Ohm. Sinyal input adalah 1Vp dan frewensi injeksi adalah 100 Hz.