Karena sebuah keajaiban, saya bertemu kembali dengan pak MAD di bandara Internasional  AS-SLOROD, Semprulnesia. Saat itu kami sama-sama mau berangkat UMROH. Dia bercerita kalau tidak bisa berangkat dari bandara JUANDA,Surabaya karena gempa bumi. Landasan pacu pesawat mengalami retak karena lempeng bumi-nya pecah sehingga harus diperbaiki.

“Saya MAD BOGEL” pak MAD memperkenalkan diri

“ Saya JON Ad-Dabruz” saya memperkenalkan diri.

Kami bicara ngalor ngidul soal perkembangan negeri masing-masing, membahas perkembangan dakwah Islam di negeri masing-masing, membahas masalah intoleransi yang semakin menguat pasca kedatangan kelompok perusak dari luar negeri dan bahasan lainnya. Kami memang doyan nggedabrus.

Kami juga membahas tentang profil Rosululloh yang Agung dan penuh cinta kasih kepada umat dan makhluk lainnya. Termasuk membicarakan tentang sholawat dan fadhilah membaca sholawat.

Tiba pada pembicaraan soal fadilah sholawat, saya teringat tingkah pak MAD tahun lalu saat kami dapat undangan dari kang SUFI, seorang tentara berpangkat  Letnan yang dulu adalah teman satu sekolah di daerah SINGOSARI, Kab malang.

“Oh iya pak MAD, saya mau nanya nih. Saya kok tertarik dengan pak MAD yang tempo hari saya lihat ikut Diba’an tapi berdiri mulai awal sampai akhir? Ini gaya dari daerah mana ya pak?” tanya saya penasaran

INI ADALAH NADZAR

Pak MAD diam sekejap. Matanya menerawang ke udara bebas di ruang tunggu pesawat. Menghadap hamparan bandara yang luas. Setelah menarik nafas dalam-dalam, barulah dia berbicara

“Ini adalah nadzar, mas JON” kata pak MAD

“Nadzar?” tanya saya

“Ya. Nadzar. Ini ada ceritanya”

“Saya pasti senang mendengarnya” kata saya kepada pak MAD

“Begini mas. Dulu saya ini adalah muslim penganut anti bid’ah. Agama Islam harus dijalankan sesuai ajaran Rosululloh dan harus semurni mungkin. Diantaranya ya harus meninggalkan bid’ah dan memerangi amalan ahlul bid’ah” kata pak MAD.

“Oh ya? Wah menarik nih” kata saya.

“Bagiku membaca Diba’ adalah perbuatan tercela. Rosululloh tidak pernah membaca Diba’. Diba’ karangan Imam Abdurrahman Ad-Diba’i  ini adalah bacaan dan amalan karangan dia. Ngapain mesti diamalkan. Yang harus diamalkan adalah ajaran dari Rosululloh saja mas”

“Jadi menurut panjenengan, bacaan ini adalah bid’ah gitu ya pak” tanya saya sambil tersenyum

“Absolutely Bid’ah. It’s a Bid’ah Sayyi’ah. Very – very tercela. Neraka adalah tempat sebaik –baik pelaku bid’ah” kata pak MAD

“Tapi njenengan saat itu ikutan komat-kamit membaca Diba’ sampai nangis-nangis? Benci bid’ah tapi ikutan membaca Diba’. Apakah njenengan hanya menghormati orang yang sedang ada majelis do’a orang muslim atau bagaimana ya pak?” tanya saya heran.

“Oh tidak mas JON. Kejadian itu saya setelah kenal dengan Sholawat. Saya sudah tidak suka membid’ahkan orang lagi ” kata pak MAD.

NEXT: BAGAIMANA CERITANYA?

Kiriman serupa

1 Komentar

  1. […] NEXT: KARENA SEBUAH KEAJAIBAN…….. […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *