BAGAIMANA CERITANYA?

Begini ceritanya:

Pada suatu hari disebelah rumah saya ada orang punya hajat mengkhitan-kan anaknya. Pakai Sound System. Suaranya keras banget. Bising banget ketika mereka membaca Diba’ , saya seperti tidak senang. Bagi saya saat itu, ini bacaan bid’ah turun temurun. Tidak dibenarkan oleh agama. Lalu saya hanya membathin dan melaporkan kejadian ini kepada baginda nabi. Seraya berseru menghadap ke atas, saya katakan:

   “ Yaa Rosululloh. Lihatlah! Banyak sekali umatmu yang melakukan hal bid’ah sepeninggalmu. Saya benci mereka. Mereka tidak mau mengikuti sunnahmu, malah membacakan syair bid’ah kepadamu, yaa Rosululloh”

Saya masih teringat dengan syair – syair yang dilantunkan oleh kang DUL,  tetangga saya saat itu. Sudah suaranya jelek, makhroj ( kefasihan ) nya buruk.  Berdosa, lagi” cerita pak MAD

Selanjutnya pak MAD terdiam dan beberapa saat melanjutkan

“Pada waktu malam harinya, saya bermimpi. Tiba – tiba acara tadi sore itu kok tertayang dalam mimpi saya. Hanya saja orang – orang para tetangga saya ini seperti membacakan syair diba’ ini seperti membaca di kegelapan malam. Pekat sekali malam itu. Saya seperti ada diantara mereka orang-orang sarungan ini. Saya tidak suka sarung. Itu bukan busana Rosululloh. Didalam mimpi itu hanya saya sendiri yang memakai busana gaya arab. Yang lain hanya memakai sarung dengan berkopyah hitam, beberapa ada yang ber topi haji.

“ Tatkala seorang pelantun  mengatakan “ mahallul qiyaam”, sontak para jemaah melantunkan syair SHOLLALLAAHU ‘ALLAA MUHAMMAD, SHOLLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALLAAM berulang- ulang  seraya berdiri. Saya tetap diam saja. Kupikir saya bukan golongan mereka. Ya se-enakku dong.” Pak MAD bercerita.

SOSOK BERMUKA TERANG

“Tiba – tiba dalam kegelapan itu muncul se-sosok manusia dengan muka bercahaya sangat terang. Sulit dikenali dan sulit diceritakan betapa terang wajah itu” kata pak MAD seraya matanya mulai berkaca-kaca…

Assalaamu ‘alaikum yaa Rosululloh” kata seorang jemaah yang  kutahu dia adalah pak DUL yang suaranya gak enak itu.

Wa –alaikumus Salaam” kata sosok itu sambil menyambut jabat tangan pak DUL sambil merangkul hangat pak DUL. Kulihat pak DUL menangis sambil mengatakan “Yaa Nabii salam ‘alaika, yaa Rosul salam ‘alaika ( Hai nabi, salam untukmu, duhai yang diutus, salam untukmu ) ” berulang-ulang.

“Sosok itu menjabat tangan semua hadirin yang berdiri untuk menyambut kedatangan sosok itu. Semua disalami. Karena saya dalam mimpi itu merasa bahwa yang hadir itu adalah Rosululloh, nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa ‘aalihi wa Sallam, saya lantas kaget dan segera berdiri menghampiri orang yang kuidolakan dan kutiru segala tingkah lakunya menurut ajaran kelompok saya ini. Ini momen sangat membahagiakan” kata pak MAD

“Akan tetapi saya merasakan kaki-saya tidak bisa berdiri tegak. Lemas. Seperti lumpuh. Saya sangat kaget kenapa bisa demikian. Semua orang pada kedepan menyambut terkecuali saya karena saya tidak mampu untuk bangkit. Saya coba untuk bangkit tapi tidak bisa. Seperti mati terkunci. Untungnya sosok itu selanjutnya menuju kearahku, akan tetapi hanya mengambil jarak saja tanpa menyalamiku. Kenapa sosok ini  tidak mau menyalamiku? Saya membathin.”

KAMU TIDAK AKAN BISA BERDIRI

“Sosok itu hanya menatapku dari jarak 2 meteran dari saya. Wajah yang teduh bersinar itu mengatakan ”Kamu membenci syair pujian kepada saya. Kamu tidak akan bisa berdiri” kata suara indah dan lembut itu. Saya tersadar. Rupanya sosok itu mengingatkanku  saya karena selama ini saya membenci bacaan Diba’ ini” cerita pak MAD sambil menetes air matanya.  

“Saat saya bangun tidur, kurasakan kaki saya  terasa ringan. Dan yang mengejutkan adalah tidak bisa digerakkan sama sekali. Saya lumpuh. Seketika saya menangis dan mengucapkan kalimat ampunan “Astaghfirullahal adzhiim” berulang-ulang. Isteriku kaget dan ikut menangis karena tahu kalau tulang punggung keluarga akan runtuh karena tidak bisa mencari nafkah lagi.

“Saat itu anak saya  6, yaa mas JON. Saya hanya berpikir semakin banyak anak maka saya telah membantu perjuangan Islam. Soal makan pasti telah dijamin oleh Allah. Soal yang lain hanya soal ikhtiar berusaha saja. Lha kalau sudah lumpuh begini gimana coba?” cerita pak MAD

NEXT: KATA KANG DUL KELUMPUHANKU KARENA KESOMBONGANKU

Kiriman serupa

1 Komentar

  1. […] NEXT: BAGAIMANA CERITANYA? […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *