KELUMPUHANKU KARENA KESOMBONGANKU

“Tidak seberapa lama dipagi itu, tiba-tiba datanglah pak DUL tetangga saya yang menjadi pimpinan jama’ah tahlil di kampung. Setelah ucap salam, dia dipersilahkan oleh isteriku untuk masuk ke kamarku. Dia langsung menangis melihatku lumpuh. Dia menceritakan bahwa semalam ia bermimpi bertemu dengan Rosululloh dan  diciumi baginda nabi. Ya. Bau badan pak DUL saat itu wangi sekali. Bau yang tidak pernah kukenal selama ini. Sambil menangis ia menyampaikan kalimat bahwa kelumpuhanku adalah karena kesombonganku. Ini karena saat itu semua berdiri menyambut kedatangan beliau Rosul, eeh saya malah duduk-duduk saja. Setelah tahu kalau itu adalah Rosululloh, baru mau berdiri. Ah..betapa sombong-nya saya” kata pak MAD sambil matanya berkaca-kaca.

“Hari – hari kuhabiskan di dalam kamarku. Segala doa dan bacaan ku ucapkan. Istighfar, tahlil, tahmid, tasbih kuucapkan, termasuk  membaca sholawat walaupun  jarang sekali.  Akan tetapi masih belum ada keajaiban yang menyembuhkan. Sampai-sampai saya menganggap ini adalah kutukan”.

“Hingga pada suatu bulan maulid, datanglah seorang tamu dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Dia mengaku bernama pak LUTFI. Saya tidak pernah kenal tapi kenapa dia mencariku. Ternyata beliau datang kerumahku hanya untuk menyampaikan amanah  sebuah amalan bacaan untuk kesembuhan. Tapi bacaan ini tidak jadi kupakai karena ini amalan orang-orang ahli bid’ah”.

“Antum ini termasuk orang sombong. Mengaku pecinta Rosululloh tapi jarang membaca sholawat” kalimat itu yang kuingat dari pak Lutfi.

“Biasakan berdzikir sholawat kepada Rosululloh sebagai tanda jika antum ini umat baginda Rosululloh Shollallaahu alaihi Wa Salam dan jangan jadi orang yang sombong. Banyak manusia yang tersesat karena sombong. Sombong adalah sifat utama dari Iblis” begitu pak MAD meniru ucapan pak Lutfi.

“Seketika  saya seperti disiram air .Dingin dan menyegarkan. Setelah pak Lutfi berpamitan, saya segera merenungi masalah yang menimpa diriku. Ya. Saya berkesimpulan bahwa saya ini muslim dengan pribadi sombong. Mentang –mentang berilmu tinggi, mentang-mentang mengikuti tingkah polah sang idola, hingga saya lupa diri dengan merendahkan manusia yang lain. Yang terburuk adalah saya selalu menyalahkan amalan para tetangga saya dan menyombongkan kelompok pengajian saya sendiri. Na’udzubillah. Saya menangis. Menangisi keadaanku kenapa menjadi seperti ini”, cerita pak MAD.

SETELAH SETAHUN

Setelah satu tahun kelumpuhanku, tidak ada seorangpun mampu menyembuhkan penyakit ini. Bahkan Ustadz ku sendiri yang konon seorang hafidz dan ahli Ruqyah Syar’i juga tidak mampu membantu permasalahanku. Hingga akhirnya pak ustadz berkata kepada saya bahwa sekarang kembali kepada saya. Terserah.

Disitu saya teringat dengan untaian mimpi, kunjungan pak Lutfi , dan amalan yang diberikan bebrapa waktu yang telah lewat, saya membathin ini mungkin sudah jalannya. Saya harus “hijrah”. Hijrah dari kesombongan menuju Islam  Rohmatan Lil ‘alamin.

Segera kubaca amalan yang diberikan pak Lutfi tadi. Lumayan panjang tapi saya cepat ingat karena saya suka membaca kitab-kitab berbahasa arab.

“Kalau boleh tahu, amalan apa tuh pak MAD?” tanyaku kepada pak MAD

“He he he.. sholawat. Sholawat Naariyah.” Kata pak MAD

“Ohh sholawat yang katanya sholawat bid’ah itu ya pak?” tanyaku sambil tersenyum

“Iya mas. Ketika saya masih ngaji di holaqoh saya dulu, sholawat nariyah adalah sesat.  Jangan dibaca. Bisa ikut ke neraka. Saya ini memang sombong.

Akhirnya sholawat itu saya baca terus- terusanan, seingat saya. Saya baca sholawat ini disela- sela saya di kamar. Selesai membaca Alqur-an, selesai sholat, Selesai membaca kitab, dan setelah bosan bermain Handphone.

NEXT: BURUNG EMPRIT BERSHOLAWAT

Kiriman serupa

1 Komentar

  1. […] NEXT: KATA KANG DUL KELUMPUHANKU KARENA KESOMBONGANKU […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *