sholat sembunyi sembunyi seorang gembel
Pada suatu siang yang terik, saya naik motor HONDA REVO miliki adik saya, Yanuar Bagus Aristyo dari pabrik tempat saya kerja menuju rumah di desa Lumbangsari, Kecamatan Lumbangsari Kabupaten Malang.
Saat motor melaju sekitar 40km, saya melihat suatu pemandangan yang asing. Seorang gelandangan duduk menghadap ke barat, beralaskan terpal kecil dan menatap kosong ke arah barat. Padahal dia berada di pinggiran ladang tebu yang cukup lebat. Disebelahnya ada selokan air irigasi kecil, dan kanan kirinya cukup sepi.
Seketika motor kecepatannya kuturunkan dan kuhentikan. Aku keheranan melihat pemandangan itu. Aku seperti kenal gerakan gerakan seperti itu. Kuamati gerakan si gembel itu. Seperti gerakan sholat tapi kok aneh ya?
Ketika orang itu selesai melakukan ritual anehnya, ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Saat itu matanya bertatapan dengan mataku. IA sepertinya kaget demikian juga aku. Seketika motor kunyalakan dan aku pergi.
MISI TERTENTU GUS GEMBEL
……………………………………
Pada hari yang lain, seorang pemuda tokoh kesenian kuda lumping yang ternyata adalah seorang mediator arwah di suatu acara di stasiun TV swasta yang tinggal di seberang desa, sebut saja namanya mas Fulan, terlibat pembicaraan hangat denganku pada suatu acara kesenian kuda lumping di Emplasemen ( tempat tunggu truk pengangkut tebu untuk ditimbang dan digiling ) Pabrik Krebet.
Disela sela pembicaraanku dengannya, ia bercerita bahwa temannya satu perguruan di sebuah Ponpes di daerah Ketawang masih ngelakoni gendeng ( akting menjadi orang gila ) demi mendapatkan ijazah sebagai seorang penghusada ( penyembuh / penolong / tabib ). Aku kaget dan terhenyak. Aku teringat orang yang pernah kulihat beberapa waktu lalu.
“ Orangnya agak kurus dan tingginya setinggi aku ya mas?”
“Nggih mas Yohan. Panjenengan kok pirsa ( anda kok tahu)?”
“Kebetulan saja mas” kataku. “Lha dia itu asli orang mana mas?”
“Dia itu seorang Gus ( anak Pemangku sebuah Pondok Pesantren ) di daerah anu” katanya
“Lha sholatnya gimana kalau ngelakoni gila seperti itu?”
“Di lingkungan Gus itu ada kamus sendiri dalam hal syari’at, hakikat dan ma’rifatnya. Ya Nuwun sewu, panjenengan masih belum level kesana, mas Yohan” kata mas Fulan sambil tersenyum sembari menghisap rokoknya.
“Iya ya. Makanya orang NU itu sering di sebut seperti muslimin yang aneh dan sering di sebut ( mohon maaf…) ahlul bid’ah ya mas….nganeh nganehi wae”
“Ha ha ha….ya biarin. Wong yang menentukan masuk surga apa masuk neraka bukan mereka ( yang menuduh )kok. Bah( biar ) bid’ah bah ora aku ora ngurus. Mereka kan cuma ahli baca kitab tapi bukan ahli mendalami kitab. Ah, sudahlah mas. Jangan dibahas yang kayak gitu. Nggak selesai selesai…” kata mas Fulan sambil tersenyum.
CARA KOMUNIKASI BATHIN ANTAR “GEMBEL” YANG TERNYATA ADALAH LELAKU
“Sampeyan terakhir ketemu sama dia itu, kapan ya mas Fulan? Tanyaku
“Tadi malam, di makamnya mbah Raudoh ( salah satu pendiri dan penyebar islam di desa Sukonolo di wilayah Kecamatan Bululawang)”.
“ Kami sekitar orang 15 berkumpul di sana”
“ Orangnya dalam keadaan gembel apa pakaian santri mas?” tanyaku
“Pakaian santri dong. Lha wong malam itu ada wejangan dari guru kami kok”
“ Siapa mas?”
Mas Fulan Cuma tersenyum dan menatapku dalam dalam. “ Kuwi ora penting ( itu tidak penting)…”
“ Maaf maaf. Saya nggak bermaksud demikian”
“Lho mas. Misalkan ia dari pagi sampai sore sedang akting gila nih, terus yang memberi kabar kalau akan ada acara wejangan gitu gimana ya mas?” tanyaku lagi.
“Sampeyan tau nggak gimana cara sunan Bonang dan sunan Kalijogo atau sunan yang lain berkomunikasi untuk semayanan ( janjian ), meeting misalnya…?”
“Nggak mas”
“ Ya sama dengan temanku itu dengan gurunya..Tanya aja sama dia gimana caranya. Tak jamin pasti dia tidak mau jawab….”
“ O ya mas Fulan. Sampeyan pernah nggak, ngelakoni gendeng kayak teman sampeyan itu?”
“Pernah mas. Di daerah Jember. Masa ngelakoni sekitar 3 tahun. Aku hampir gagal. Kalau gagal ya gila permanen. Tidak bakal sembuh. Tapi Alhamdulillah berhasil”
“Ya berakting kayak orang gila yang di sepanjang jalan itu?”
“Ya iya”
“Makannya gimana mas?”
“Ya gimana orang gila makan…kadang puasa , kadang saya harus menahan lapar hingga beberapa hari jika ingin makan makanan yang layak seperti orang pada umumnya. Sulit dan berat mas…”
keseharian para lelaku gila
“Lha tidurnya?”
“Ya gimana tidurnya orang gila. Cuma saya dibekali amalan tidur tanpa selimut dan amalan tidur tanpa nyamuk oleh kyai saya. Tapi kadang nggak saya pakai amalan itu. Biar lebih menjiwai akting yang saya lakoni”
“Berarti di pisuhi ( di caci maki ) dan diusir oleh orang orang kampung pasti sering dong”
“Hampir tiap hari. Saya pernah diludahin, dilempar batu, diacungi pedang, diancam kayu, dicambuk cemeti dokar ( delman kuda ), diberi makan kotakan basi sama orang yang nampak dermawan, diberi uang satu gepok tapi uang palsu, diberi uang mainan, roti basi, makanan hewan , wah pokoknya berat banget mas.” “Kalau kita ingin mendapatkan maqom yang mulia, ya kita harus merasakan dulu maqam orang gila, hina, miskin, biasa, santri,preman . Biar bisa memahami cara berpikir orang orang yang seperti itu…”
“Nek ngising (buang hajat) gimana?” tanyaku
“Ha ha ha. Mosok diceritakno pisan? ( masa sih diceritakan)….mau ikutan nggendheng?”
“Mboten mas. Sampeyan dapat apa dari acara 3 tahun itu?”
“Aku mendapat misi untuk mengislamkan orang orang komunitas jaranan ( kuda lumping) di daerah malang selatan yang mulai banyak menyimpang….”
“Mereka kan muslim juga mas, sama kayak kita. Rata rata orang NU juga kan?”
“Iya sih. Tapi sebagian kecil Islamnya kan rata rata di KTP mereka. Bukan jiwa dan keseharian mereka “kata mas Fulan
“O…gitu “
DUNIA GHAIB ADALAH KERAS, MIRIP DUNIA MAFIA
“Dunia jaranan itu dunia seni dan magis mas. Kalau seni nya sih, tidak dimasalahkan. Tapi Magisnya itu lho. Harus diawasi dan di bentengi. Banyak jin jahat yang mencoba mengkafirkan dulur dulur kita muslimin. Mereka ( golongan jin ) juga punya raja Jin dan Ratu jin. Ada yang Muslim, ada yang Hindu, Budha, bahkan tak bertuhan pun ada.”
“wah kayak dunia mafia ya”
“Memang demikian mas Yohan”.
“Saya ini oleh kepala dan raja jin di daerah sini disegani karena selalu membela anak anak jaranan yang nyaris tertipu dikontrak jiwanya sama kelompok mereka”
“Maksudnya gimana mas?”
“Mereka dibantu urusan dunia dan ibadahnya, tapi kalau sudah mati, arwahnya ditahan untuk dijadikan budak sampai hari kiamat…”
“Urusan ibadah? maksudnya gimana ya mas Fulan?”
“ya. Seperti mempermudah amalan amalan ilmu kedigdayaan, ilmu kerezekian, ilmu mahabbah, ilmu persuasi ( mempengaruhi pikiran orang lain ), sembarang kalir sakarepe sing jaluk ( macam macam terserah mintanya apa )…”
“Lho, katanya kalau sudah mati arwahnya langsung menuju alam barzah..?” tanyaku mendebat.
“Lha kalau yang itu sampeyan perlu ngaji ilmu haqiqat dulu biar tidak berdebat panjang yang tidak selesai selesai..”
Aku terdiam . Memikirkan betapa jahatnya jin itu memperdaya manusia sampai sampai jin mau membantu ilmu hikmah segala. Aku terpikir jangan jangan banyak orang pintar maupun ulama yang terjebak oleh tipu daya jin dengan segala bentuk dan jenis modus operandi nya.
“Jadi sampeyan pernah terlibat konflik sama mereka?”
“Kalau sama jin yang kelas umum ya sering. Tapi ketika saya menghubungi rajanya, jin yang tadi berkelahi sama saya langsung minta maaf dan bersumpah tidak akan mengganggu anak turun saya..”
bisakah mempercayai ucapan kaum jin
“Apa bisa dipercaya ya mereka itu?”
“Tidak 100 persen. Pernah saya berkelahi dengan Jin penunggu punden di desa Bakalan gara gara mereka marah tidak di permisi sama rombongan Cak Anu saat pentas kesenian dan Atraksi kalapan. Ia kalah dan janji tidak mengganggu. Eh…ia minta bantuan kelompok Jin lain untuk mengganggu anak saya. Untungnya yang disuruh mengganggu anak saya itu kenal dengan saya. Ya nggak jadi.. Saya juga pernah mengislamkan kepala jin di daerah sana ( sambil menunjukkan ke salah satu tempat ) dan ia bersumpah akan mentaati peraturan agama islam dengan benar, eh.. ternyata ia sampai sekarang masih kafir. Kalau saya lewat ia lari terbirit birit menjauh ,takut kalau saya hajar.”
“Memang ngelakoni gendeng nya sampeyan dengan teman seperguruan sampeyan itu ijazahnya nggak sama toh?”
“Beda mas. Ini mirip dengan ilmu sekolah. Sampeyan ngambil jurusan Elektro Komunikasi, saya ngambil Jurusan Elektro Informatika. Dasarnya sama tapi beda implementasi…”
Kami bercakap cakap sampai acara kesenian jaranan hampir selesai. Ketika pada acara Atraksi kalapan ( pemain kesurupan dan bertingkah liar ), ia minta untuk tidak diganggu karena alasan konsentrasi .
Aku tidak suka acara kalapan, karena kupikir ini atraksi berbahaya dan tidak ada unsur syar’i. Akhirnya mas Fulan kutinggal pergi .
bertemu si gembel
………………………………………..
Pada hari yang lain, aku bersepeda ke arah kecamatan Gondanglegi dan kulihat dari jauh samar samar kayaknya punggung si gembel yang ngelakoni gila itu menuju kearah yang sama. Motor kupelankan dan ketika aku berada dekat dengannya, aku berhenti. Ia nampak tidak peduli.
“Assalaamu alaikum Gus” kataku
Ia tidak menjawab tapi langsung terhenti. Menunduk layaknya orang gila. Aku turun dari motor.
“Assalaamu alaikum. Kulo murid ipun Kyai Anu , kulo nggih rencange mas Fulan sing wonten deso anu( saya murid Kyai Anu, saya juga temannya mas Fulan yang tinggal di desa anu )”
Mendengar penjelasannya, ia langsung menatapku tajam. Lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Sepi. Iapun menghampiriku.
” Wa alaikum salam”
Aku kaget. Ternyata yang diceritakan mas Fulan adalah benar adanya! Ia kuajak berjabat tangan layaknya seorang muslimin bertemu dengan muslimin, tapi ia tidak mau. Ia diam saja layaknya orang gila. Memang style gila gembel.
“Ini ada sedikit rejeki untuk beli makanan” kataku sambil menyodorkan uang kertas sepuluh ribu kepadanya.
“Mboten. Matur nuwun” tangannya menolak . Ia melangkah mundur sepertinya akan melanjutkan perjalanannya.
“Nggih pun. Mugo mugo lelakone njenengan saget kasil . Kabulo kajate ( Ya sudah. Semoga akting anda berhasil. Semoga hajatnya dikabulkan)”.
“ Salamu alaikum”
Ia tidak menjawab.
penutup
Dari sini saya menyimpulkan, bahwa ciri ciri orang yang sedang menjalani lelaku gila diantaranya adalah:
1. Bajunya kotor, tapi wajahnya bersih. Celananya kotor, tapi betisnya bersih.
2. Kadang membawa bekal gombalan pakaian ganti, hanya saja tas pembungkusnya di bikin jelek.
3. Kadang memakai sandal jelek, kadang memakai sepatu butut, tapi tumitnya bersih.
4. Kadang ketahuan sholat di pinggiran sawah dekat hutan maupun barongan ( rumpun bambu yang lebat dan gelap )
5. Rambutnya tidak gimbal banget. Kadang sering berpakaian yang ada tudung kepalanya.
6. Matanya masih fokus jika menatap sesuatu. Berbeda dengan orang gila permanen, matanya sering menatap kosong .Mungkin karena sering kelaparan dan depresi.
7. Mulutnya sering komat kamit tapi kalau diperhatikan ia langsung terdiam.
8. Kalau anda sering riyadoh( i’tikaf dan wiridan) di makam makam orang soleh, kadang anda akan kepergok bertemu dia. Jika ia hapal dengan anda dan ia bukan orang seperguruan anda, biasanya ia akan pindah tempat akting untuk menjaga kerahasian dirinya.
Cerita ini sudah saya modifikasi tanpa merubah inti ceritanya. Untuk menjaga kerahasiaan, sengaja saya beri nama Anu dan Fulan. Adapun ciri ciri orang yang sedang menjalani lelaku ini, saya himpun dari berbagai sumber.
Mbah Johan berpesan: “ Jangan mudah menghardik orang gembel maupun gelandangan. Di khawatirkan ia sedang akting gila. Kalau anda kelewatan, maka anda akan di do’akan yang “baik baik” oleh mereka dan bukan tidak mungkin akan menjadi sial karena di ijabah Allah SWT”
Wallahu a’lamu bis sawab. 10 Mei 2013.
Baca Juga : Memiliki anugerah itu cobaannya lebih berat….
Woah! I’m really digging the template/theme of this website. It’s simple, yet effective. A lot of times it’s very difficult to get that “perfect balance” between superb usability and visual appearance. I must say you have done a excellent job with this. In addition, the blog loads extremely fast for me on Safari. Exceptional Blog!