oleh: Nabijon ad Dabruz, dari fessblug 5 oktober 2019.

Pak Fulan yang saya kenal, orangnya asik. Jika diajak bicara, beliau selalu nyambung. Tema ini masuk, tema itu dia tahu, perihal soal ini dia ikut, perihal itu komentarnya bagus. Mirip saya banget (Maaf, ceritanya begitu ).

Setiap ada kumpulan penggiat budaya di kota saya, Kota Adigang Propinsi Adigung Negara Semprulnesia, pak Fulan selalu ada dan sering dijadikan rujukan pertanyaan oleh moderator dan pembawa acara.

Dalam hati saya selalu bertanya: Pak tua ini pekerjaannya apa sih? Kok ndak pernah mikir uang dan nggak pernah kelihatan bekerja ya? apa deposito nya di Bank ada Milyaran ya? Ah. Beliau ini orang anti riba kok ( ceritanya nih )?

Setelah saya selidiki, ternyata pak Fulan ini adalah mantan Anggota DPR tingkat tertinggi di negaranya, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka bilangnya sih DPR RI, karena ada level yang lebih bawah yang namanya DPRD-1 dan DPRD-2.

CUKUP DAFTAR JADI ANGGOTA PARTAI

Di tempat pak Fulan bekerja cuman 5 tahun. Setelah saya cek cara melamarnya, ternyata tidak ada. Cukup daftar jadi anggota sebuah partai, terus pada saat pemilihan umum melakukan kampanye supaya dirinya dipilih oleh rakyat dimana dia daftar, jika memenuhi persyaratan yang cukup rumit ( karena harus bersaing dengan ribuan peserta lain dari daerah lainnya ), maka ia berhak “menduduki jatah kursi” yang disediakan oleh negara tersebut. Dari jumlah penduduk republik Indonesia yang 250 juta ini, cuma disediakan 575 kursi. Wow..bersaing banget.

Setelah saya cek di www_tugel_com ( sebuah mesin pencari paling top ), ternyata gaji bulanan anggota DPRRI ini katanya nggak mati 50Juta IDR ( mata uang Republik Indonesia ). Malah yang periode 2019-2024 sekitar 66 juta IDR atau 792 juta IDR setahun atau 3,96 Milyar IDR untuk satu periode jabatan. Ini belum sumber tunjangan yang lainnya lho.

Yang lebih mencengangkan lagi, katanya uang terbesar jadi anggota Dewan malah dapat dari Gratifikasi (semacam uang ungkapan terima kasih dari pihak lain)hingga milyaran, komitmen fee ( semacam uang jatah karena melososkan sebuah proyek yang didapat dari pemenang tender proyek ) antara 5% sampai 15% skala nasional, dan lain sebagainya. Tapi yang saya sebutkan ini masih belum jelas. Mungkin ini berita bohong. Karena yang saya tahu para anggota Dewan di negara Indonesia ini jujur jujur dan bermartabat. Mereka memegang betul sumpah jabatan yang di ikrarkan ketika dilantik oleh ketua Mahkamah Agung ( Hakim tertinggi ) di negara tersebut.Sebagian besar anggota banyak yang bertitel religius dan bertitel sarjana sampai profesor. Tentunya pasti mereka ini orang taat beragama, cerdik cendekia dan terhormat pastinya.

Dan yang bikin saya kaget adalah walau bekerja cuma 5 tahun, selanjutnya pak Fulan ini dapat uang pensiun yang dibayarkan seumur hidup setiap bulan! wah keren ini…Besarnya sekitar 2,5 sampai 3,8 Juta.Kalau pak Fulan wafat, pensiun diberikan kepada isterinya walaupun tidak penuh. Itupun juga seumur hidup isteri pak Fulan. Hmmm. enak tenan.

64 JUTA TIAP TAHUN SAMPAI MATI

Kemudian saya itung itung lagi. Jika pensiunan taruhlah 3,2 juta tiap bulan, maka saya akan dapat 64 juta setahun. Tiap tahun ada duit 64 Juta sampai saya mati…..

Jika saya nanti jadi anggota dewan pada usia 40 tahun, maka pensiun pada usia 45. Jika oleh Tuhan saya diberi umur panjang sampai 65 tahun saja maka saya akan mengambil uang pensiun 240 kali masing masing 3,2juta (itu jika tidak dinaikkan oleh peraturan terbaru ). Jika anggap saja inflasi negara ini 6% pertahun maka uang pensiun ini akan menjadi 116juta/tahun pada tahun ke 20! wah cocok ini. Total pendapatan adalah 1,4 milyar terhitung dari sejak lepas jabatan.

Berarti kesimpulan sementara saya adalah untuk memulai pekerjaan sebagai anggota DPRRI, saya harus siap invest uang minimal 4 Milyar. Nanti setelah jadi , saya akan cobak melakukan “mencari celah” bisnis. Pasti berhasil. Wong katanya wakil rakyat level tertinggi kok. Pasti banyak goal nya daripada gagalnya.

Tapi setelah saya pikir pikir lagi, nggak jadi ah. Kenapa?

1. Katanya saya harus berebut dengan ratusan orang dalam satu Dapil. Siapa yang banyak uangnya, pasti kemungkinan menang juga besar, wong katanya untuk “membeli” 1 suara dibutuhkan uang minimal 50 ribu IDR. Jika saya ingin memperoleh 100 ribu suara saja maka saya harus siapkan dana 50.000 x 100.000 = 5 milyar untuk amplop pemilih. Belum urusan cetak banner dan biaya pemasangan tiap perempatan pertigaan tiap desa 20 perempatan x 400 desa x 250ribu = 2 Milyar. Anggaran Open House dan kunjungan kampanye = 1 Milyar. Wah. Mahal sekali. Ini belum kalau ditipu oleh tim sukses. Penghianatan katanya sering ada di negara tersebut. Bahkan urusan beli suara pemilih. Tapi ini masih konon katanya. Beberapa media online mengatakan jika proses kampanye hingga pileg DPR di Indonesia adalah proses paling bersih se-dunia.

2. Saya harus persiapkan diri untuk bangun image hingga 3 tahun. saat ini saya masih warga negara Semprulnesia. urusan pindah kewarganegaraan dipersulit dan ribet. Apalagi dinegeri saya terkenal dengan rakyat yang ruwet dan tidak bisa diatur. Kami kaum semprul.Pasti republik Indonesia akan mikir berkali kali untuk menerima saya. Kalau pakai jalur naturalisasi juga nggak mungkin karena saya tidak punya prestasi. Prestasi paling terkenal saya paling-paling pinjam uang puluhan juta terus saya tinggal lari.

3. Di Indonesia saya tidak punya kenalan maupun saudara yang bisa politik. Ada sih keluarga, tapi semuanya swasta biasa ( penjual bakso dan toko kecil ) dan buruh pabrik. Mustahil bisa terwujud.

4. Anggaran tidak ada. Saya di Semprulnesia cuman seorang pesuruh. Disuruh sana, jalan. disuruh ambil ini, lakukan. Gaji bulanan ngepass buat sebulan. Anak saya 5. Lagian mata uang negri saya kalah laku dengan IDR nya Indonesia. 1 IDR= 15ribu SNR ( Semprulnesia Receh ).

5. Wasiat dari nenek moyang saya mengatakan jangan jadi anggota Dewan. Jabatan itu berat, karena mengemban amanat orang sekitarmu untuk di perjuangkan hingga jadi kenyataan. Pertanggung jawaban jabatan itu urusannya sama Tuhan. Oh iya. Saat ini saya adalah muslim. Tuhan saya adalah sama dengan mayoritas orang Indonesia. ALLAH SWT. Di Semprulnesia bebas memilih agama asal jangan Atheis.

Dalam hati saya memuji, enak sekali jalan hidup pak Fulan.Dapat duit 3,2 juta tiap bulan setelah bekerja “untuk rakyat indonesia” yang cuman 5 tahun.

Andaikan di negeri saya , Semprulnesia, para anggota dewan mendapatkan pensiun segitu, pasti akan berebut untuk melamar posisi sebagai anggota dewan yang konon katanya “menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat negeri semprul”. Di negeri semprul para anggota dewan setelah lepas jabatan hanya mendapatkan uang saku dari negara. tidak banyak. Cara menghitung uang sakunya lucu, yakni uang makan mantan anggota dewan satu porsi x 5 orang (dianggap 1 istri 3 anak) x 365 hari. Nasi campur satu porsi di Semprulnesia adalah 12ribu SNR ( Semprulnesia Receh ) Mereka menerima uang saku 12ribu x 5 x 365 = 21,9 juta SNR. Setelah 1 tahun ya terserah. Jadi pengangguran monggo, kembali jadi pengusaha monggo. dan lain lain.

Tapi sebentar kemudian saya berpikir: Masih enak saya, hidup apa adanya, tidak mikir yang aneh aneh dan penuh rasa syukur.

Yang kometar monggo. Wassalam.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *