rapat untuk menentukan sistim monitoring yang diminta pemilik perusahaan
Pada suatu rapat, sang manager meminta kepada supervisor untuk membuat sebuah sistim bagaimanakah volume tanki 1 , tanki 2 dan tanki 3 yang posisinya di site A dan di monitor oleh sebuah PLC OMRON , untuk bisa di jumlah total dengan tangki yang lain di site B dab site C.
Jarak antar site adalah sekitar 300 meter dan jaringan yang sudah ada adalah jaringan Fiber Optik dan Ethernet. Bisakah dilakukan hal ini?
Selajutnya sang Supervisor mengadakan rapat dengan team instrumen pabrik tersebut. Dari hasil rapat maka didapatkan solusi sebagai berikut:
- PLANT 1 yang berisikan 2 data analog volume tanki nomer 1, dan 2 diambil datanya untuk dibaca di PLC 1.
- PLANT 2 yang berisikan 3 data analog volume tangki nomer 3,4, dan 5,diambil datanya untuk dibaca di PLC 2.
- PLC 3 yang ada di PLANT 3 disamping sebagai sistim kontrol dari tangki nomer 6 juga sebagai kalkulator volume tangki, kalkulator nilai asset tangki.
- Sebuah Komputer di kantor utama dijadikan server data dari PLC 3 yang ada di PLANT 3.
- Komputer yang ada dikantor utama dijadikan display monitoring sederhana dari angka jumlah dari 6 tangki ini.
- semua alat kontrol (PLC) dan satu komputer server sekaligus display harus di setting pada satu subnet group yang sama. Dalam hal ini disepakati alamat alamat IP sebagai berikut:
- PLC 1 : 192.168.88.1
- PLC 2: 192.168.88.2
- PLC 3: 192.168.88.3
- komputer server dan display: 192.168.88.4
Selanjutnya kita harus bagaimana nih? Jawabnya simpel saja: Ya di program dong. Markipas. Mari kita kupas
PASTIKAN LEVEL TRANSMITTER BEKERJA SESUAI DENGAN RANGE KERJA.
Untuk bisa membaca sebuah level barang cair di dalam tangki, maka diperlukan sebuah pressure transmitter. Kenapa kok pakai pressure transmitter? karena di si tangki ini memakai sistim bejana terbuka. Tekanan yang mengenai permukaan sensor akan dibandingkan dengan atmosfer. Dalam aturan orang orang instrumen, 1 cm air= 10mmH2O. Jika ada sebuah tangki air dengan ketinggian 6 meter, maka bisa dipastikan transmitter akan menerima tekanan sebesar 6000 mmH2O.
Selanjutnya sensor level transmitter ini disetting angka keluarannya untuk range 4mA hingga 20mA. Pada kasus ini transmitter memiliki range 0-10.000mmH2O. Berarti jika ada tekanan yang mengenai sensor sebesar 10.000 mmH2O, maka bisa dipastikan transmitter akan memancarkan arus sebesar 20mA. Jika tidak ada tekanan, maka bisa dipastikan transmitter akan mengeluarkan arus 4 mA.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI DAN MENGHITUNG OUTPUT DARI SEBUAH LEVEL TRANSMITTER?
Bisakah output dari PLC dihitung dengan kalkulasi biasa ? Untuk kepentingan umum dan tidak ada persyaratan khusus, ya bisa. Rumus yang biasa dipakai adalah : Output arus= angka terbaca pada TX dikalikan 16 ( 16 adalah angka maksimum 20 dikurangi angka minimum 4 ), selanjutnya dibagi skala dari range TX tersebut, dan hasil kalkulasi tersebut ditambah 4 ( mengingat miliamper nya dimulai dari angka 4 mA ).
Contoh: sensor membaca sebuah level dengan angka baca 7500 mmH2O atau air dengan ketinggian 7,5 meter. maka bisa dipastikan TX akan mengeluarkan arus sekitar 16mA. Lho kok bisa? Ya . Coba saja dihitung. ((7500 x 16 )/10000)+4 = 16mA
Contoh 2: Sensor mengeluarkan arus 8 mA pada sebuah tangki air. Berarti berapakah ketinggian air tersebut? Maka dengan mudah kita menghitungnya sebagai berikut:
level = ((8mA – 4mA) X 10.000)/16 = 2500 mmH2O = 2,5 meter.
APAKAH SAMA PEMBACAAN LEVEL AIR TAWAR, LEVEL MINYAK SAWIT, DAN LEVEL TANGKI BBM?
Jika ada pertanyaan seperti ini, maka jawabannya adalah: Tidak sama. Walaupun ketinggian bahan cair sama sama 2 meter, akan tetapi Tranmitter akan menampilkan angka baca yang berbeda beda. Transmitter hanya membaca berapa tekanan yang mengenai sensornya.
Misalkan pada sebuah tangki air, level aktual adalah 2,01 meter akan tetapi transmitter menampilkan angka 2000 . Ini berarti berat jenis air = 2000 mm / 2010mmH2O = 0.995 gram / cc ( sentimeter kubik).
Misalkan pada sebuah tangki berisi minyak sawit level aktual adalah 2,0 meter sedangkan pembacaan pada display TX adalah 1760 mmH2O, maka bisa dipastikan berat jenis dari minyak sawit adalah 1760/2000 = 0.88 gram/cc
bagaimana cara menghitung volumenya?
Bagaimana cara menghitung volume sebuah tangki? mudah saja. Berapakah ketinggian bahan cair tersebut, kemudian di kalikan dengan luas penampang tangki. Jika dalam contoh kasus ini adalah 6 tangki ini diameter masing masing adalah 5 meter, maka ketika ada level 2 meter maka volume bahan tersebut adalah: phi x jari jari2 x tinggi atau 22/7 x 1/4 x 5² x 2 = 39,29 meter kubik.
jika volume sudah diketahui, berapakah liternya?
Jika sudah diketahui volumenya, maka tinggal dikalikan saja dengan berat jenis dari bahan tersebut. Untuk 1 liter cara menghitungnya adalah sebagai berikut: 1000 liter sama dengan 1 meter kubik air. Berarti jika tangki tadi berisikan 39,29 meter kubik, maka bisa dipastikan tangki tadi berisikan 39.290 liter air atau 39,29 kiloliter air. Terus jika berisikan minyak sawit dengan berat jenis 0,91 maka bisa dipastikan isi tangki adalah 39,29 kiloliter x 0,91 = 35,75 kiloliter.
Jika tangki tadi berisi minyak mentah dengan density 0.93 maka volume 39,29 meter kubik tadi berisikan 36,54 kilo liter minyak mentah.
SETTINGLAH ip address PLC 1 , PLC 2 DAN PLC 3
Supaya PLC bisa dibaca via Local Area Network (LAN), maka terlebih dahulu kita harus melakukan setting ip address dari 3 PLC dengan ketentuan satu subnet grup tapi beda nomer node. Contoh: PLC 1= diberi alamat 192.168.88.1, PLC2 = 192.168.88.2, PLC3= 192.168.88.3, PC Display= 192.168.88.4
Jangan lupa untuk PLC display monitoring nya untuk IP address disetting pula . Pada pelajaran kali ini PLC di set pada ip 192.168.88.4
Selanjutnya pastikan 3 PLC ini bisa di “ping” oleh komputer displaynya nanti. Caranya dengan masuk ke Command Prompt dan ketikkan “ping 192.168.88.1” dan seterusnya sesuai nomer PLC yang dipanggil.
KHUSus PLC BARU / PLC KOSONGAN: settinglah input analog masing masing
Jika PLC anda sudah berjalan normal sebelumnya, maka tajuk ini diloncati saja. Setting input ini hanya dilakukan untuk PLC yang belum di setting sama sekali. Atau dalam artian PLC baru.
Sekarang kita melakukan konfigurasi analog input pada masing masing PLC. Berikut ini dijelaskan setting dan ladder untuk setting modul analog PLC. Masuklah ke program CX Programmer. Online via USB atau via LAN. Jika belum mahir disarankan untuk online via USB saja. Selanjutnya masuk ke IO table.
Samakanlah hardware yang terpasang pada CPU PLC. Pada pelajaran ini, ceritanya PLC didatangkan dengan modul standart, yakni modul digital input, digital output, analog input, dan analog output. Contoh pelajaran kali ini adalah Modul CJ1W-ID211, CJ1W-OC211, CJ1W-AD081-V1, dan CJ1W-DA08C.
Selanjutnya kita pilih modul yang tertera pada pilihan Basic I/O . Lanjutkan dengan klik OK. Lakukan hal yang sama dengan Modul yang lainnya.
Satu hal harus diperhatikan adalah jangan lupa menyamakan nomer unit dari modul analog In dan analog Out ini. Karena ini berhubungan dengan alamat memori dari input analog ini. perhatikan tanda bulat merah. Disitu disebutkan bahwa 02 (2010 ) adalah modul nomer 2 dengan nomer unit 01. Berarti alamat analog adalah CIO 2011 hingga CIO 2018. Setiap input analog hanya bisa dicacah menjadi 4000 pada angka maksimumnya. Berarti jika ada arus masuk 20mA, maka PLC akan membaca angka senilai 4000, bukan 20mA. Jika ada arus masuk 4 mA PLC akan membaca angka 0000. Atau 12mA / 50% sinyal = 2000 angka PLC.
Selanjutnya kita juga harus melakukan enabling dan memilih range sinyal dari analog input ini supaya PLC bisa bekerja dengan benar.
Jika sudah kita lakukan setting range maka bisa dipastikan input yang masuk ke terminal analog akan bisa dibaca.