Siapa bilang malaikat tidak bisa bertemu manusia? Saya mempercayainya. Cuman ya gitu. Jika ketemu beliau malaikat Izro’il AS, tamatlah saya
Habib mundzir , pimpinan Majelis Rosululloh, pernah ditemui malaikat, tapi urung dicabut ruhnya karena beliau masih ingin berbakti kepada gurunya (Habib Umar Hafidz-pen) dalam dakwah.Saya pribadi percaya itu.
MAMA SAYA PERNAH JUMPA 2 SOSOK PENCATAT DAN PENCABUT
Mama saya pernah bertemu dgn 2 sosok yang akan “mencabut” , tapi di urungkan karena ada suatu hal. Saat itu mama saya sedang berbaring lemah setengah sadar akibat terjatuh dari loteng. Mama saya hanya mendengar percakapan 2 sosok tadi tapi tidak berani memandang wajahnya. Jadi pura pura merem saja sambil menahan sakit.
Masih banyak cerita lain yang menyebutkan orang tidak jadi dicabut. Kalau anda menganggap saya bid’ah, churafat, tahayul maupun sesat karena tulisan ini, saya ucapkan terima kasih. Alhamdulillah. Allah telah memberi saya waktu untuk belajar kembali soal ini.
Habib Mundzir adalah salah seorang ulama kenamaan. Beliau meninggal pada usia yang terbilang muda, yakni 40 tahun
Habib melewati malam demi malam menjaga dan melayani losmen milik keluarga, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam. Sang habib ini adalah putera dari habib Fuad. Anak anak habib Fuad yang 5 ini berhasil dalam hal pendidikan kecuali si Mundzir. Mundzir malah kemudian mendirikan majelis dzikir dan sholawat yang terkenal di negeri ini.
MEREKA TENTANG HABIB MUNDZIR
“Habib Munzir Al Musawa sebagai ulama yang mencintai dan dicintai Allah SWT sehingga dipanggil lebih cepat” ( Ust. Arifin Ilham ).
“Rasulullah SAW selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut Rasulullah SAW, dan berkata wahai Rasulullah SAW aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasulullah SAW menepuk bahu saya dan berkata: “mundzir,tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dg ku.., maka saya terbangun..” sumber: Majelisnya Pecinta Ulama& Habaib tahun edar 2013.
“Ketika beberapa kali memperingati Maulid Nabi saya bersama ia. Diaseorang ulama muda, arif, bijaksana sesuai dengan Indonesia religius, juga menginginkan Islam yang islami, membawa keteduhan tutur katanya, mencintai keadilan, serta mencintai kaum duafa, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, dan Islam untuk semesta alam.” ( Presiden SBY pada 2013).
“Berkali-kali dia sering bertemu dengan saya. Ia mengatakan bahwa saya ini dipanggil oleh Allah SWT pada umur 40 tahun, saya bilang jangan bilang seperti itu habib, umat ini masih banyak, antum masih diperlukan oleh jutaan umat, di luar dugaan saya, kemarin diberitahukan ia meninggalkan kita semua. Tapi spirit ia harus kita jaga bersama. Dan semangat ia harus kita teruskan, kita harus jaga terus agar majelis ini betul-betul menerusakan semangatnya ” ( Fadel Muhammad, mantan Gubernur dan mantan Menteri pada 2013)
Sebelum Malaikat Izrail datang, Habib Mundzir mengisahkan pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW.
NABI MUHAMMAD S.A.W: KEMBALILAH KEPADAKU
“Aku teringat mimpiku beberapa minggu yang lalu. Aku berdiri dengan pakaian lusuh bagai kuli yang bekerja sepanjang hari, di hadapanku Rasulullah Shollallaahu ‘Alaihi wa Salam berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda, “Semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak tega lagi.Kembalilah padaku, masuklah ke dalam kemahku dan istirahatlah“
“Kujenguk dalam kemah mewah itu ada Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) seraya berkata, “Kalau aku bisa keluar dan masuk ke sini kapan saja, tapi Engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia.” Kisah Habib Mundzir.
Setelah peristiwa itu, Rasulullah SAW terus mengajak cucunya (yakni-pen) Habib Mundzir untuk masuk menuju kemah besar itu.
“Masuklah, kau sudah kelelahan. Kau tak punya rumah di dunia (memang Habib Mundzir hingga saat itu masih belum punya rumah-red). Tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah di sini bersamaku, serumah denganku, seatap denganku, makan dan minum bersamaku. Masuklah”
Habib Mudzir masih memikirkan dakwahnya dalam menegakkan panji-panji ajaran Nabi Muhammad SAW di Jakarta.
DAKWAHMU AKAN MEMBANGKITKAN RIBUAN HATI UNTUK MENERUSKAN CITA-CITAMU
“Wafatmu akan membangkitkan ribuan hati untuk meneruskan cita-citamu…! Masuklah…!” kata para sesepuh Wali Allah saat itu. Kemudian, saat itu Malaikat Izrail as. Menggenggam Habib Mundzir dari belakang, ia memegang dua pundak Habib Mundzir, terasa seluruh uratnya sudah digenggamannya, seraya berkata, “Mari, ku hantar kau masuk, mari”
“Saya masih mau membantu Guru Mulia saya (Habib Umar-red),” jawab Habib Mundzir.
Setelah itu, Rasulullah memerintahkan Izrail untuk melepaskan Habib Mundzir.
“Aku terbangun, semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak berbentuk kecuali hanya cahaya. Ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as. Kukatakan padanya, “Belum…belum… aku masih ingin bakti pada Guru Muliaku… pergilah dulu!” Maka ia pun menghilang gaib begitu saja.,” kisah Habib Mundzir
“Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku. Aku senang wafat dengan penyakit ini, karena Rasulullah beberapa bulan sebelum wafatnya terus mengeluhkan sakit kepala. Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majlis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku. Ampuni kesalahanku, kita akan jumpa kelak dengan perjumpaan yang abadi,” kata Habib Mundzir kepada para jama’ah di detik-detik terakhir menjelang Izrail mengantarkannya bertemu kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Fatihah….
Sumber: wiki, bangkit media, dan berbagai sumber.