PANITIA CURANG ANGGOTA JADI MAKAN NASI LAUK IKAN ASIN

Oleh: Jon Ad Dabruz, pengamat orang – orang curang di Semprulnesia

KITA HARUS MENGAWAL TUJUAN NASIONAL

PANITIA-NAKAL,-ANGGOTA-BIKIN-KELOMPOK-OPOSISI

Kita harus mengawal tujuan Nasional dari Republik Ini. Akan tetapi panitia yang ditunjuk untuk menyelenggarakan perjalanan ke tujuan bangsa ini ya harus dikawal dan diawasi.

Ketika sebuah bangsa ada hajat besar, yakni perjalanan Menuju cita-cita bangsa yang adil, makmur, sejahtera dst dll, maka harus ada panitia penyelenggara tersebut. Ia yang melayani apa saja kebutuhan bangsa ini.

Namanya hajatan, pasti pakai uang. Uangnya darimana? ya dari Sumber daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut dong…

Berapa besar duitnya? Ya besar banget. Republik ini menduduki rangking 17 di dunia sebagai negara dengan penghasilan terbesar di jagad ini, 15,6 ribu trilyun rupiah.

Karena anggota hajatan besar ini sangat buanyak ( sekitar 267 juta orang ), maka Panitia yang ditunjukpun juga banyak. Naah..disinilah permasalahannya.

Jika panitia tersebut curang dengan cara mereka, maka tentu saja akan merugikan anggota, misalkan seharusnya dengan anggaran yang tersedia maka anggota bisa makan semur daging / rawon, eehh jadi makan lauk ikan asin. Alasan panitia sih palingan simpel saja : tidak ada anggaran.

Panitia pasti ada struktur organisasinya, pasti ada sekretariatnya. Pasti lebih solid karena mereka menjalankan struktur. Sementara para anggota yang rata-rata kurang paham, tidak mau bertanya kepada panitia. Mereka lebih senang mengandalkan salah satu temannya yang konon dekat dengan panitia. Walaupun salah satu teman itu ternyata doyan hoax dan ikutan curang.

PANITIA NAKAL, ANGGOTA BIKIN KELOMPOK OPOSISI

Karena banyaknya panitia yang nakal, maka tidak salah jika para anggota ini membikin kelompok-kelompok skala kecil maupun skla besar untuk membikin kelompok oposisi: berseberangan dengan kemauan panitia. Habis, panitia selalu curang sih…

Apa yang terjadi jika tidak ada oposisi? maka dipastikan panitia akan menjadi semau-maunya, menjadi sok menguasai ( padahal panitia ini kan ditunjuk oleh para anggota ), bahkan melakukan pencurian “jatah” milik anggota.

Jika 1 orang panitia mencuri 1 juta rupiah, dan ternyata yang seperti dia ada 2 juta orang panita, maka jelas jatah milik anggota akan berkurang 1juta x 2 juta = 2.000.000.000.000 = 2 trilyun.

Jika dalam satu hari 1 orang anggota berhak makan ayam geprek senilai 20 ribu, dan anggaran ini untuk 267 juta orang, maka ketemu anggaran 267 juta x 20 ribu = 5,34 trilyun untuk membuatkan ayam geprek.

Karena anggaran 5,34 trilyun itu telah dicuri 2 trilyun, maka anggaran kali ini menjadi 3,34 trilyun. Karena 267 juta anggota tadi harus diberi makan, maka panitia harus mencarikan makanan senilai 3,34 trilyun dibagi 267 juta orang = 12.5 ribu!

12.5 ribu ternyata hanya bisa untuk beli nasi pecel lauk tempe.

Jika panitia berhasil mencurangi 1 juta saja maka alamat para anggota akan makan nasi pecel lauk tempe. Tidak kebayang jika panitia berhasil mencuri uang lebih besar lagi. Bisa-bisa makan nasi lauk ikan asin lu!

Panitia juga merangkap anggota. Dia juga dapat jatah nasi pecel lauk tempe. Akan tetapi panitia dengan diam- diam makan enak di warung padang atau warung enak lainnya tanpa sepengetahuan anggota.

Panitia harus diawasi. Oposisi lah yang bisa mengawasi. Kita pun bisa mengawasi. Sayangnya, di negeri ini para oposan dianggap musuh panitia oleh sebagian besar anggota. Padahal para oposan ini berprinsip: We are opposite, but we are not Enemy ( Kita memang berseberangan, tapi kita bukan musuh ).

Itulah gambaran dinegeri saya, SEMPRULNESIA.

Semoga tidak terjadi di negeri sebelah saya, Republik ENDONESSA. Konon katanya rakyatnya tiap hari makan semur daging ( rawon ), ayam geprek, rendang daging, minum susu, internet dan listrik gratis. Terus terang aku iri dengan bangsa sebelah ini.

Salam Satu Semprul. Awal 2021.

yohan Indrawijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post comment