3 PENEMUAN YANG BISA UBAH SEJARAH SITUS PURBA PULAU JAWA

FOTO: TEMPO_COM

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat sejarah purba yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Ada banyak sekali sejarah yang mengemukakan tentang kronologi purba yang ada di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Seperti yang diketahui bersama bahwa sejarah purba di Pulau Jawa yang selama ini ada di Sangiran hingga Mojokerto akan berpindah dan bergeser kearah barat. Pergeseran ini kedaerah Tegal, Brebes, hingga Majalengka yang mana disana ternyata ditemukan kehidupan fauna, flora, dan jejak manusia sejak 1,5 juta tahun lamanya.

Ada banyak sekali temuan terbaru yang dihasilkan dari daerah-daerah yang telah disebutkan diatas. Hal ini dimulai sejak tahun 2005 yang mana telah ditemukan hasil fosil di Tegal yang berupa Situs Purba Semedo, sedangkan di Bumiayu sendiri telah dimulai sejak tahun 1933 silam.

Pada tahun 2018 lalu, tim Paleontologi ITB telah berhasil menemukan jejak kehidupan purba di tepian Sungai yang ada di Majalengka berupa fosil gading gajah purba dengan jenis Stegodon Trigonocephalus.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini akan dijelaskan terkait dengan temuan baru jejak kehidupan prasejarah yang mana bisa mengubah sejarah dari situs purba Pulau Jawa.

HOMINID DI BUMIAYU

Temuan pertama dari jejak kehidupan prasejarah dimulai dari daerah Bumiayu dimana telah ditemukan empat fragmen fosil dari hominidpurba. Jika ditelisik lebih dalam, letak dari fosil hominid ini berada di lapisan napal karbonatan yang mana merupakan anggota dari Formasi Kali Glagah yang ada pada bagian tengah.

Perkiraan dari usia lapisan tersebut adalah antara 0,8 juta tahun hingga 1,8 juta tahun lamanya. Posisi dan kronologi prasejarah ini tentunya lebih tua 1,2 juta tahun jika dibandingkan dengan Sangiran.

Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Balai Arkeologi Yogyakarta yang menunjukkan bahwa kawasan Bumiayu merupakan kawasan yang lebih dulu dihuni oleh manusia purba dari pada Sangiran dan itu bisa dilihat dari cara peletakan serta usia hominid dari lapisan tersebut.

FOSIL SINOMASTODON BUMIAYUNENSIS

Pada situs purba Pulau Jawa ini juga terdapat banyak temuan fosil fauna dari OrdoProboscidea. Diantara adalah Stegodon Trigonocephalus, Elephas Hysundricus, Stegodon Pygmy Semedoensis, Elephas Planifrons, fosil Sinomastodon Bumiayunensis, dan Stegodon Hypsilopus.

Temuan fosil binatang besar berbelalai tersebut menunjukkan adanya keberagaman dari fauna dan lingkungan alam dari 2 juta tahun yang lalu. Selain itu, ditemukannya molar fauna menunjukkan adanya jejak kehidupan Mastodon bahkan kemungkinan lainnya adalah Cryptomastodon.

Penemuan Mastodon ini tentunya semakin membuktikan bahwa situs purba Pulau Jawa menjadi situs prasejarah yang tertua di Pulau Jawa. Lokasi dari situs ini pun terletak cukup dekat dengan lokasi temuan dari gigi molar Sinomastodon Bumiayunensisyang ditemukan oleh Van Der Maarel pada tahun 1932.

FOSIL STEGODON MAJALENGKA

Baru-baru ini tepatnya pada tahun 2018 lalu tim Paleotologi ITB berhasil menemukan keberadaan dua fosil dari gading gajah purba berjenis Stegodon Trigonocephalus. Fosil tersebut ditemukan didaerah sungai di Majalengka dan baru teridentifikasi pada tahun 2013 lalu.

Fosil gading ini masih utuh dengan panjang 3,3 meter jika dihitung secara lurus, namun jika dihitung dengan lengkungannya adalah sekitar 3,6 meter. Diperkirakan bahwa fosil ini terletak di lapisan Plestosen awal atau sekitar 1.5 juta tahun yang lalu.

Inilah beberapa temuan dari sejarah situs purba Pulau Jawa yang baru-baru ini ditemukan. Penemuan ini tentunya bisa mengubah kronologi sejarah dari situs purba yang ada.

Kontributor: DYAH

Editor: YOHAN

Penulis Kontributor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post comment